Saya kelahiran tahun 1969, sudah barang tentu saya ada dan mengalami hidup di Indramayu di rentang waktu tahun 70an sd 80an, masa yang menurut saya penuh dengan kesederhanaan dalam hal apapun.
Sedikit menikmati kesenangan materi, banyak menikmati kesenangan bathin.
Mencoba mengingat-ingat kejadian antara tahun 70an dan 80an pada masa saya kecil dan remaja.
Masih ada kereta yang lewat.
Naik kereta dari Indramayu ke Jatibarang, awal tahun 70an.
Dengan lewat jalur desa Kepandean, Pekandangan, Lohbener dan terus ke Kecamatan Jatibarang, entah berapa harga tiketnya, yang pasti lokomotifnya berwarna hitam pekat, dengan gerbong yang pintunya bukan di ujung gerbong tetapi di tengah gerbong sisi kiri dan kanan, banyak orang berjualan pd waktu itu baik kue-kue (kue cincin, kue brota, kue cikak dll. maupun buah2an), sangat riuh rendah ramainya, waktu yang di tempuh pun lebih dari 1 jam. Tapi kok saya lupa pulangnya yah.., naik kereta yang sama atau naik kendaraan lain, secara waktu itu jika ke Jatibarang naik mobil, jalur yang di tempuh adalah Desa Sindang, Terusan, Bangkir, Celeng, Widasari, Jatibarang. Lebih jauh lebih lama dan lebih melelahkan.
Setiap tahun selalu banjir.
Banjir....hmm, dulu di era 70an, setiap tahun kota tercinta ini selalu mendapat kiriman banjir dari sungai (kali) Cimanuk. Ya sudahlah, tidak banyak cerita tentang banjir ini yang pasti sebagai anak kecil kerjanya ya cuman mainan air. :-P
Tempekong.
Pada saat itu setiap tahun rakyat Indramayu (terutama yang berada di kota Indramayu dan sekitarnya) berbondong-bondong pergi ke klenteng disebelah kali Cimanuk.
Mereka ada yang pergi sekeluarga berjalan kaki atau yang muda dengan teman2nya (termasuk saya), tidak ada dalam benak saya waktu itu kalau itu adalah Tahun Baru Cina/Imlek – maklum masih anak-anak- yang penting bisa liat Tempekong dan Liong (naga) di arak dan dibawa oleh beberapa pemuda tionghoa dan beberapa pribumi.
Senang rasanya bisa melihat mereka menari-nari sambil membawa si naga tersebut.
Kebakaran toko bangunan.
Pada saat saya pulang sekolah (masih SD) pertengahan tahun 70an, sebuah toko bahan bangunan toko "TASIK" (kalau tidak salah), berlokasi di jalan utama di Indramayu, terbakar hebat, banyak korban luka, karena waktu itu masih kecil, yang ada cuman rasa takut sehingga pulang sekolahpun saya langsung pulang tidak melihat-lihat kebakaran seperti lazimnya orang-orang kalau terjadi kebakaran.
Stadion TRIDAYA.
Sore hari (tidak setiap hari sih), kami (saya dan teman2) bermain ke sebuah lapangan sepak bola yang sangat sederhana, tidak ada ada tempat duduk apalagi tribun penonton, yang ada hanya lapangan dan gawang di dua sisinya, sementara hamparan sawah dan tanah kosong mengelilingi lapangan itu.
Kalau pas ada pertandingan kami menonton sambil duduk di rumput di sisi luar garis lapangan. Sekarang lapangan itu menjelma menjadi stadion kebanggan rakyat Indramayu "STADION TRIDAYA".
Kunjungan Kepala Negara.
Bapak Presiden Suharto pernah datang ke Indramayu (thn 70an) me-resmikan sesuatu di Balongan, pada saat itu buat saya ga penting beliau meresmikan apa, kami hanya ingin melihat beliau dari dekat, tapi apa lacur jangankan bisa melihat apa lagi melambaikan tangan ke beliau, jauh sebelum balongan, tentara-tentara bermuka garang menghadang kami dan melarang kami meneruskan perjalanan ke Balongan..;-((
Bulan Ramdhan.
Bulan yang selalu dinanti-nanti oleh segenap kaum muslim di Indramayu (semua muslim seluruh dunia kaleee), pada saat SD di bulan puasa sekolah pasti libur..heran?!?!?
Dimulai dengan bunyi bedug asar disambung dengan tabuh bedug (kita menyebutnya drugdag) pertanda dimulainya bulan puasa dan kegiatan pertama adalah sholat taraweh…, senangnyaaa.
Seperti biasanya, Masjid, Tajug, Mushola atau Langgar pasti ramai kaya pasar malam, semua gembira menyambut taraweh pertama dan…sahur.
Pagi dan siang ga ada kegiatan berarti atau biasanya kami gelar tikar dibelakang rumah dekat sawah dari habis dhuhur sampai waktu asar tiba, sorenya baru terasa kalau pada saat itu adalah bulan puasa…., ramai, indah, semua makanan yang hanya ada di bulan ramadhan tersedia, tinggal beli tentunya..hehehe, menunggu saat berbuka pun tidak kalah indah…, tegang antara indahnya menunggu dan keinginan cepat-cepat berbuka.
Idul Fitri.
Kita menyebutnya raya kecil, spt anak-anak kampung yang lain, baju baru tentu menu wajib selain rempeyek (peyek), ketupat dan sambel ati dll yang masak ibu saya tentunya, acara rutin kami sekeluarga ziarah ke kuburan dekat rumah. Setelah berbuka puasa terakhir biasanya setelah sholat maghrib saya sudah nongkrong di rumah tetangga yang punya mobil bak terbuka, tentu…., kitakan mau takbir keliling..:-D.
Esok hari... hahaha.. dengan bangganya saya memakai baju baru celana panjang baru, pergi ke alun-alun untuk sholat Ied.
Senaaaaaaaang….!!!
TVRI.
Siapa yang tidak tau TVRI, satu-satunyanya hiburan mata yang ada di kota Indramayu..(eh seluruh Indonesia deh…), acaranya rutin,
Coba saya ingat satu persatu.
Acara local:
Dunia dalam berita
Dari desa ke desa
Arena dan juara
Si Unyil
Losmen
Kamera Ria
Aneka Ria Safari
Srimulat dengan Gepengnya
Selecta Pop
Chandra Kirana
Bha Inggris (Nisrina H. Nur Ubay)
Bhs Indonesia (Yus Badudu)
Berita Nusantara
Berita terakhir
Si Huma
Film Minggu siang
Kelurga ratu Asia dengan kak Didunya
Ria Jenaka.
Dll
Acara import:
Nanny and the Professor
Osin
Jungle Jim
Little House in the Praire
Dunkin Donat
The Six Million Dollar Man
The man from Atlantic
The Bionic Woman
BJ and The Bear
Van Der Valk
5 sekawan
Bonanza
The Baron
The Saint
Mannix
Dll.
Tempat Wisata.
Tirtamaya
Tidak setiap minggu/bulan, saya kesana maklum bukan keluarga berada, yang pasti tempat hiburan satu2nya di dekat kota Indramayu, harga tiket cuman 500 perak kalau kesana pake baju pramuka di jamin gratis, setiap lebaran berbondong2 orang kesana baik dari kota indramayu sendiri, Cirebon kadang dari Kuningan.
Monyet Banjar (Keték Banjar), lokasi di Jatibarang
Hanya ramai pada saat lebaran, karena biasanya ada pasar malam disana.
Gunung Cipta Semalam (Bogeg)
Bukan gunung sebenarnya gunung cuman semacam bukit kecil, yang katanya pd jaman dahulu bukit itu diciptakan hanya semalam..wallahualam
Nadran (sedekah laut)
Lokasi dekat dengan pusat kota Indramayu, ramai karena juga ada pasar malam dan puncaknya adalah melarung sedekah ke tengah laut, sampai sekarang acara nadran itu masih ada.
Belajar mengajar.
TK PERTIWI
SD PAOMAN III
SMP Negeri 1
SD PAOMAN III
SMP Negeri 1
SMA Negeri 1
Itu tempat-tempat saya menimba ilmu, suka sama cewek, cinta monyet, bertambah teman, tapi sayang sekarang namanya sudah berubah, Untung gedungnya tidak banyak berubah, sehingga masih ada sedikit sisa yang bisa saya ceritakan ke anak-anak saya.
(bersambung)
masih mengingat-ingat yang belum teringat.
Sya senang baca blog ini,, mungkin karena kita sm2 asli org indramayu,,sy sdh 5 thn tinggal di bangka, sy kangen dgn makanan dan jajanan indramayu,,tolong dong buatin blog cara buat kue cikak indramayu,,selama ini klu sy cari di google atau youtube adanya kue cikak lain gak sm kayak kue cikak jatibarang
BalasHapus